Suasana Pantai di Lombok saat Lebaran Topat |
Untuk sebagian orang, tanggal 11 Juli kemarin mungkin merupakan awal hari biasa. Awal dimana kehidupan sesungguhnya dimulai kembali. Rutinitas bekerja dari jam delapan hingga jam lima, kemudian tejebak macet dan pulang hingga larut malam karena lembur berkerja. Tetapi hal ini belum dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Lombok.
Bagi kami, awal rutinitas yang biasa kami lakukan akan benar-benar terasa setelah perayaan Lebaran Topat. Lebaran Topat adalah sebutan orang Lombok untuk Lebaran Ketupat. Kata Topat bermakna Ketupat dalam bahasa Sasak. Perayaan Lebaran Topat dilakukan oleh masyarakat Lombok enam hari setelah Hari Raya Idul Fitri, tepatnya tanggal 8 Syawal tahun Hijriyah.
Kalau kata Ibuk sih Lebaran Topat ini Lebarannya orang yang udah puasa sunnah 6 hari di awal bulan Syawal. Lebaran Ketupat sebenarnya dirayakan banyak orang di beberapa tempat di Indonesia, seperti di daerah-daerah di Pulau Jawa dan juga Lombok tentunya. Tetapi beda daerah tentu saja akan berbeda tradisi perayaannya, disitulah uniknya Indonesia.
Di Lombok perayaan Lebaran Topat sangat meriah, bahkan lebih ramai dari Hari Raya Idul Fitri. Mungkin Hal ini karena Lombok surganya destinasi wisata alam. Jadi di Lombok, pada saat hari Lebaran Topat semua orang akan berbondong-bondong mendatangi destinasi wisata bersama sanak keluarga dan melakukan piknik disana. Sebelumnya, di H-1 setiap dapur rumah pasti akan mengepulkan asap dari kompor yang sedang memasak ketupat, opor, dan bantal. Tiga makanan khas yang wajib ada di meja makan setiap orang Lombok yang merayakan Lebaran Topat. Bantal merupakan makanan yang terbuat dari ketan yang dalamnya berisi pisang atau kacang merah, dan dibungkus daun kelapa yang bentuknya seperti guling. Tapi tak jarang banyak ibu-ibu yang berinovasi dengan menggunakan daun pisang untuk membungkusnya dengan alasan lebih murah.
Jajan Bantal. sorce: link |
Selain berekreasi ke Pantai, orang Lombok juga melakukan Ziarah Makam saat hari Lebaran Topat. Makam yang dikunjungi ialah makam para ulama yang telah berjasa besar menyebarkan Agama Islam di Lombok. Tak jarang, mereka yang berziarah juga melakukan acara "piknik" di area makam setelah ziarah selesai. Bisa dipastikan seluruh akses menuju destinasi wisata dan makam akan macet total di hari H pada jam-jam tertentu atau bahkan seharian penuh.
Perang Topat juga merupakan sebuah tradisi khas Lebaran Topat yang tak bisa dilupakan. Perang Topat dilakukan dengan cara saling melempar ketupat antara warga Sasak dan Umat Hindu dengan menggunakan pakaian adat khas masing-masing. Perang Topat ini merupakan cerminan kerukunan antar umat beragama di Lombok, perayaannya dilakukan setiap tahun di Pura Lingsar Lombok.
Lebaran Topat punya nuansa tersendiri bagi warga Lombok. Rame, riuh, kegembiraan, makanan yang khas, dan rekreasi bersama keluarga adalah hal yang isitimewa, dan selalu dirindukan pada perayaan Topat Lebaran tiap tahunnya.
Bagaimana dengan Lebaran Topat daerahmu?
Kalo sy ke rumahmu apa saya disatuk opor ayam dan topat, ma? Hmm
ReplyDelete