sepulang bermain, Tiara langsung menuju kamarnya. kamar yang cukup luas dengan nuansa pink yang bermotif bunga-bunga. dia merebahkan diri dikasur empuknya yang bergambar barbie itu, digenggamnya benda mungil dari dika, "hari ini hari terakhir kita ketemu dika, semoga kita bisa ketemu lagi ya" katanya sambil tersenyum, namun air matanya tiba-tiba menetes, mengalir di pipinya yang putih nan halus itu. ia tak ingin pergi, ia ingin tetap disini, jika ia bisa membrontak orang tuanya ia akan meminta untuk diam disini, menikmati masa indah dalam hidupnya. tak sadar, kini air mata Tiara telah mengalir deras dipipinya. ia kemudian beranjak, mengambil tisu di meja belajarnya, dan menghapus air matanya. air mata perpisahan untuk kamarnya, dan tentu saja untuk sahabatnya, Dika.
Tiara harus menerima kenyataan bahwa dia harus pindah. ayahnya yang di pindah tugaskan, membuat Tiara juga harus ikut pindah mengikuti Ayahnya. Tiara pindah ke daerah yang tidak terlalu jauh, mungkin sekitar 20 km, tidak terlalu jauh untuk kota besar seperti Bandung.
"tok..tok..tok" suara pintu diketuk, lamunan Tiara buyar. ia kemudian manghapus air matanya yang tanpa sadar sekarang menitik di pipinya.
"sudah bangun sayang?" suara sosok perempuan dari luar
"sudah ma, ini lagi rapiin kamar"
"kalau sudah selesai, turun ya, mama sudah siapkan sarapan untukmu"
"baik ma" sosok perempuan dibalik pintu adalah mama Tiara, mama yang sangat disayanginya. usianya sekitar 40 tahun, namun masih cantik dan modis. Tiara kembali melihat benda yang membuatnya mengingat masa lalu itu. Tiara bergegas kearah cermin itu, kemudian dia mengambil sisir diatas meja belajarnya, dan merapikan rambutnya. walaupun benda unik itu hanya sebatas cermin, namun itu merupakan barang yang paling disayangi Tiara. Tiara akan resah dan rela kembali lagi kerumah, jika barang itu tertinggal sewaktu dia pergi.
tak terasa, sudah 4 tahun Tiara menempati rumah itu bersama keluarga kecilnya. sudah 4 tahun pula, Tiara menmpati kamar mungilnya itu. waktu yang singkat namun dirasakan begitu lama untuk sebuah kehidupan remaja seperti Tiara. Dan kini Tiara telah duduk dibangku kelas 2 SMA, masa terindah kata orang. Namun menurut Tiara, SMA biasa saja, belum ada sesuatu spesial yang dia temukan, sesuatu yang bisa membuatnya benar-benar merasakan arti kehidupan yang selama ini dicarinya. iya belum bisa menemukan jalan untuk meraih mimpinya. dan Tiara berharap semoga apa yang diharapkannya akan datang secepatnya, akan dikabulkan Tuhan secepatnya. amin.
Tiara bergegas ke bawah, setelah selesai memakai seragamnya. iya makan bersama kakak, ibu, dan ayahnya. pagi itu ia merasa benar-benar bahagia. hangat kekeluargaan telah ia dapatkan dipagi yang indah, "Terima kasih Tuhan untuk keluarga indah ini" Tiara mengucap syukur dalam hati. setelah selesai menyantap roti bakar dan susu coklat favoritnya, tiara berangkat ke sekolah. ia mengambil motor vespanya, kemudia bergegas menuju sekolahnya, karena ia takut terlambat. sepanjang jalan menuju sekolah, Tiara tiada hentinya mengucap syukur atas nikmat Bandung yang begitu indah dipagi hari itu. sampai didalam kelas, Tiara melihat sosok cantik itu telah menunggunya di samping tempat duduknya, Rila memang sahabat Tiara dari kelas 3 SMP. Tiara kemudian menghampiri Rila dan hari itu merupakan hari terakhir sekolah, mulai besok Tiara akan libur selama 2 minggu, hal ini membuat Tiara dan Rila sangat senang dan merencanakan perjalanan liburan mereka.
Malam hari, sebelum tidur. Tiara membuka jendela kamarnya, melihat kearah langit. tersenyum melihat bintang dan bulan yang bertebaran dilangit, seolah olah menjadi mahkota jagat raya ini. Jendela ini menjadi tempat favoritnya, tempat yang sangat pas untuk mencurahkan segala isi hatinya. di jendela ini, ia bisa melihat indahnya awan cerah, merdunya suara gemiricik hujan dan tentu saja eksotika malam yang bertaburan bintang. Tuhan memang sangat luar biasa, segalanya telah Dia ciptakan dengan sempurna, Tiara benar benar menikmati malam itu. matanya lagi-lagi tertuju pada cermin berwarna biru dengan motif pink itu. ia benar benar rindu dengan sahabat kecilnya itu, akhirnya Tiara berniat untuk pergi kerumah lamanya di esok hari, untuk melihat suasa rumah lamanya dan tentu saja untuk bertemu seorang dalam cermin itu, yaitu Dika.
keesokan harinya Tiara berangkat ke rumah lamanya, ia berangkat sekitar pukul 8 pagi, dalam hati ia sudah tak sabar bertemu dengan dika sahabat lamanya itu. ia memang sengaja pergi sendiri, ia tidak mau ditemani siapapun, dan ia ingin menikmati hari itu. tak lupa Tiara membawa barang kesayangannya itu. ia menyimpannya di kantong depan tasnya. sesekali ia mengambil cermin tersebut ketika ia berada dalam bis, untuk memlihat wajahnya, ia benar-benar ingin terlihat sempurna ketika ia bertemu dengan Dika. entah apa yang dia rasakan tentang Dika, setiap ia mengingat Dika, rasa itu muncul. ia memang sudah lama tak bertemu Dika, 4 tahun sudah lamanya. ya 4 tahun memang waktu yang cukup lama. dan sekarang waktu untuk bertemu kembali itu datang, semoga ini merupakan kisah cinta dari Dika dan Tiara.
Tiara harus menerima kenyataan bahwa dia harus pindah. ayahnya yang di pindah tugaskan, membuat Tiara juga harus ikut pindah mengikuti Ayahnya. Tiara pindah ke daerah yang tidak terlalu jauh, mungkin sekitar 20 km, tidak terlalu jauh untuk kota besar seperti Bandung.
"tok..tok..tok" suara pintu diketuk, lamunan Tiara buyar. ia kemudian manghapus air matanya yang tanpa sadar sekarang menitik di pipinya.
"sudah bangun sayang?" suara sosok perempuan dari luar
"sudah ma, ini lagi rapiin kamar"
"kalau sudah selesai, turun ya, mama sudah siapkan sarapan untukmu"
"baik ma" sosok perempuan dibalik pintu adalah mama Tiara, mama yang sangat disayanginya. usianya sekitar 40 tahun, namun masih cantik dan modis. Tiara kembali melihat benda yang membuatnya mengingat masa lalu itu. Tiara bergegas kearah cermin itu, kemudian dia mengambil sisir diatas meja belajarnya, dan merapikan rambutnya. walaupun benda unik itu hanya sebatas cermin, namun itu merupakan barang yang paling disayangi Tiara. Tiara akan resah dan rela kembali lagi kerumah, jika barang itu tertinggal sewaktu dia pergi.
tak terasa, sudah 4 tahun Tiara menempati rumah itu bersama keluarga kecilnya. sudah 4 tahun pula, Tiara menmpati kamar mungilnya itu. waktu yang singkat namun dirasakan begitu lama untuk sebuah kehidupan remaja seperti Tiara. Dan kini Tiara telah duduk dibangku kelas 2 SMA, masa terindah kata orang. Namun menurut Tiara, SMA biasa saja, belum ada sesuatu spesial yang dia temukan, sesuatu yang bisa membuatnya benar-benar merasakan arti kehidupan yang selama ini dicarinya. iya belum bisa menemukan jalan untuk meraih mimpinya. dan Tiara berharap semoga apa yang diharapkannya akan datang secepatnya, akan dikabulkan Tuhan secepatnya. amin.
Tiara bergegas ke bawah, setelah selesai memakai seragamnya. iya makan bersama kakak, ibu, dan ayahnya. pagi itu ia merasa benar-benar bahagia. hangat kekeluargaan telah ia dapatkan dipagi yang indah, "Terima kasih Tuhan untuk keluarga indah ini" Tiara mengucap syukur dalam hati. setelah selesai menyantap roti bakar dan susu coklat favoritnya, tiara berangkat ke sekolah. ia mengambil motor vespanya, kemudia bergegas menuju sekolahnya, karena ia takut terlambat. sepanjang jalan menuju sekolah, Tiara tiada hentinya mengucap syukur atas nikmat Bandung yang begitu indah dipagi hari itu. sampai didalam kelas, Tiara melihat sosok cantik itu telah menunggunya di samping tempat duduknya, Rila memang sahabat Tiara dari kelas 3 SMP. Tiara kemudian menghampiri Rila dan hari itu merupakan hari terakhir sekolah, mulai besok Tiara akan libur selama 2 minggu, hal ini membuat Tiara dan Rila sangat senang dan merencanakan perjalanan liburan mereka.
Malam hari, sebelum tidur. Tiara membuka jendela kamarnya, melihat kearah langit. tersenyum melihat bintang dan bulan yang bertebaran dilangit, seolah olah menjadi mahkota jagat raya ini. Jendela ini menjadi tempat favoritnya, tempat yang sangat pas untuk mencurahkan segala isi hatinya. di jendela ini, ia bisa melihat indahnya awan cerah, merdunya suara gemiricik hujan dan tentu saja eksotika malam yang bertaburan bintang. Tuhan memang sangat luar biasa, segalanya telah Dia ciptakan dengan sempurna, Tiara benar benar menikmati malam itu. matanya lagi-lagi tertuju pada cermin berwarna biru dengan motif pink itu. ia benar benar rindu dengan sahabat kecilnya itu, akhirnya Tiara berniat untuk pergi kerumah lamanya di esok hari, untuk melihat suasa rumah lamanya dan tentu saja untuk bertemu seorang dalam cermin itu, yaitu Dika.
keesokan harinya Tiara berangkat ke rumah lamanya, ia berangkat sekitar pukul 8 pagi, dalam hati ia sudah tak sabar bertemu dengan dika sahabat lamanya itu. ia memang sengaja pergi sendiri, ia tidak mau ditemani siapapun, dan ia ingin menikmati hari itu. tak lupa Tiara membawa barang kesayangannya itu. ia menyimpannya di kantong depan tasnya. sesekali ia mengambil cermin tersebut ketika ia berada dalam bis, untuk memlihat wajahnya, ia benar-benar ingin terlihat sempurna ketika ia bertemu dengan Dika. entah apa yang dia rasakan tentang Dika, setiap ia mengingat Dika, rasa itu muncul. ia memang sudah lama tak bertemu Dika, 4 tahun sudah lamanya. ya 4 tahun memang waktu yang cukup lama. dan sekarang waktu untuk bertemu kembali itu datang, semoga ini merupakan kisah cinta dari Dika dan Tiara.
bersambung....
yah bersambung...
ReplyDeletekisah nya hampir mirip..
kaya pernah ngalamin..
tungguin lagi ya :p
Deletetapi kyanya endinya gabakal ngalamin deh:p whoho
tiara mungkin lupa ketika menggenggamku dan bicara tentang dika, aku maju jauh dalam visi masa depan tentang apa yang terjadi padaku. Bonek lusuh yang akan jadi barang kardus saat wanita mungil telah dewasa, teman-temanku di Toy Story sudah merasakan hal itu. Aku tidak seperti dika yang akan kehilangamu lalu move on dan mencari wanita lain, dika tidak kekal dan hanya akan merasakan beberapa rasa sakit, tapi aku? aku abadi tiara *masang muka ngeden*
ReplyDeleteTiara, ada begitu banyak tempat yang kamu sukai, memberinya 5 bintang sebagai hal favorit, tapi bisakah kamu mengijinkanku menjadi hal favorit lain di hatimu? #Eaa
Ditunggu cerita lanjutannya, salam dari boneka yang selama ini menemanimu dalam duka ;)
@fahryB - http://notinformation.com
Viva la Kancut Keblenger!
kamu merupakan hal terfavorit yang ada dalam hidupku. Tuhan begitu indah menciptakanmu, dan bisakah kau menjadi robot untuk bonekaku? *tsahhh
Deletetungguin aja bang, bentar lagi kelar:D