terima kasih untuk sejenak hadir dalam hidupku,
berikan rasa yang tak mampu ku ungkapkan dengan kata.
terimakasih sudah menjadi penghibur, lalu memberiku duka.
kamu telah pergi, dan cinta biarkan bayanganmu tetap hadir disini.
aku bukannya tak mau melepasmu, tapi hatiku yang tak mampu.
nyaman bersamamu, berbeda dengan nyaman bersamanya,
ada cara yang hanya menjadi milikmu, dan dia tak punya,
cuek dan tidak perhatianmu lebih menghipnotisku daripada perhatian dan kasih sayangnya.
lantas? harus kamu salahkan aku?
aku tak pernah meminta, tapi hatiku memaksa.
hati adalah anugerah Tuhan yang paling kuat memintaku jujur,
dan perasaan adalah anugerah Tuhan yang sering membuatku mengelak.
lantas harus kamu salahkan hati?
cinta datang dari mata, kemudian berjalan menembus perasaan dan tertanam dalam hati.
salahkan matamu yang memberiku titik kenyamanan,
salahkan tatapan teduhmu, yang membuatku begitu merasa aman.
aku tak pernah meminta, aku juga ingin sepertimu,
melupakan, lalu mencari yang baru.
Tapi, takdirkan tetapkan hatiku.
berikan rasa yang tak mampu ku ungkapkan dengan kata.
terimakasih sudah menjadi penghibur, lalu memberiku duka.
kamu telah pergi, dan cinta biarkan bayanganmu tetap hadir disini.
aku bukannya tak mau melepasmu, tapi hatiku yang tak mampu.
nyaman bersamamu, berbeda dengan nyaman bersamanya,
ada cara yang hanya menjadi milikmu, dan dia tak punya,
cuek dan tidak perhatianmu lebih menghipnotisku daripada perhatian dan kasih sayangnya.
lantas? harus kamu salahkan aku?
aku tak pernah meminta, tapi hatiku memaksa.
hati adalah anugerah Tuhan yang paling kuat memintaku jujur,
dan perasaan adalah anugerah Tuhan yang sering membuatku mengelak.
lantas harus kamu salahkan hati?
cinta datang dari mata, kemudian berjalan menembus perasaan dan tertanam dalam hati.
salahkan matamu yang memberiku titik kenyamanan,
salahkan tatapan teduhmu, yang membuatku begitu merasa aman.
aku tak pernah meminta, aku juga ingin sepertimu,
melupakan, lalu mencari yang baru.
Tapi, takdirkan tetapkan hatiku.
17 Desember 2012 1:01 dini hari,
ema
Comments
Post a Comment