Assalamualaikum,
Jalan ke bagian kiri Cafe Mba Fitri menuju pantai yang ada penyunya, banyak cafe-cafe lain berjajar. Pemandangan ini mirip seperti yang ada di Gili Trawangan tapi dengan versi tidak terlalu padat. Sepanjang jalan kami ditawari makan dan suguhan-suguhan khas mereka lainnya.
Wassalamualaikum.
Mengutip deskripsi blognya Mba Wuri "Karena ada beberapa memori yang tak terjangkau dalam ingatan". Jadi tulisan ini saya buat untuk mengingatkan saya kelak bahwa di umur saya ini, di masa ini, saya pernah merasakan kebaikan dan kehangatan warga Gili Meno yang bahkan baru saja mengenal saya dan teman-teman saya tanpa pernah saling kenal sebelumnya.
---------------------------------------------------------------------------------------
Gili Meno - Perjalanan kami mulai sekitar pukul 7 pagi menuju pelabuhan bangsal karena mengejar kapal yang akan berangkat pukul 8 pagi. Sepanjang janji ngetrip yang pernah saya tepati, ini ngumpul ter-ontime yang pernah kami lakukan padahal yang janjian cewek semua. Ya mungkin karena kami, lebih tepatnya saya dan Fitri kapok pernah tertinggal kapal menuju Meno dan membuat kami harus mengganti destinasi menjadi Gili Air.
Sesampai di Pelabuhan Bangsal ternyata kami masih harus menunggu sekitar satu jam untuk bisa berangkat ke Gili Meno. Namanya juga cewek, mulailah ngedumel "kemarin dateng jam 10 telat sekarang malah bakal berangkat jam 10 duh" dan segala macam omelan khas lainnya. Sambil menunggu kapal berangkat, kami mencari tempat duduk. Dan dari situlah kami bertemu dengan seseorang bernama Fitri (namanya kembar sama temen saya).
Fitri adalah seorang pegawai cafe di Gili Meno. Obrolan panjang terjalin antara Fani, Nindy, dan Mba Fitri sampai-sampai mereka terlihat seperti teman lama yang sangat akrab. Mulai dari nama cafe tempat kerja, udah berapa lama kerja, sekarang ngapain nyebrang ke Lombok dan segala macam pertanyaan mengundang keakraban lainnya kami lontarkan.
Fitri adalah seorang pegawai cafe di Gili Meno. Obrolan panjang terjalin antara Fani, Nindy, dan Mba Fitri sampai-sampai mereka terlihat seperti teman lama yang sangat akrab. Mulai dari nama cafe tempat kerja, udah berapa lama kerja, sekarang ngapain nyebrang ke Lombok dan segala macam pertanyaan mengundang keakraban lainnya kami lontarkan.
Tak terasa pengumuman kapal akan segera berangkat mulai terdengar. Ohya untuk penyebrangan ke Meno menggunakan public boat biayanya hanya Rp 16.500 saja, murah meriah tapi harus rela beramai-ramai di kapal bersama 30-35 penumpang lainnya beserta barang bawaan mereka yang buanyak.
Sekitar 20 menit akhirnya kapal bersandar di Meno tapi belakangan saya tau itu bukan pelabuhan yang semestinya. Alasan utamanya karena saat itu ombak sedang begitu besar di pelabuhan utama. Turun dari kapal tidak ada kehidupan yang kami lihat, saya langsung mikir "oh pantes Meno jadi nominasi pantai terbaik, ini berasa privat island". Taunya kami ada di bagian Meno yang lain. Dengan baik hati Mba Fitri mengajak kami untuk ke tempat kerjanya sambil menunjuk arah dan memberi komando dari paling depan.
Kami jalan melewati area dalam pulau bukan pinggir pantai karena itu akan membuat perjalanan semakin jauh. Ternyata dalamnya Meno itu syahdu banget, asik buat yoga. Beberapa Bungalow/Cottage berjajar dengan rumah warga dan nuansanya begitu alami, cocoklah buat bulan madu.
"udah bilang aja kita mau pisah nanti ke tempat dianya pas udah mau balik aja, nggak enak ngerepotin orang yang baru kita kenal" kata saya berbisik ke Naya sambil jalan di paling belakang.
Mba Fitri terus saja berjalan sambil menyemangati dan memberi tahu kami kalau tempatnya sudah dekat (padahal masih jauh). Sampai di cafenya kami di sambut seorang ibu (saya rasa beliau pemilik cafe tempat Mba Fitri bekerja) yang ramah banget mempersilahkan kami untuk duduk di cafe mereka, dan meminta Mba Fitri untuk menyeguhkan kami minuman. Nggak lama seteko lemon juice keluar. Itu sueger abis bung. Enak. Recomended!
Cuaca mulai mendung setiba kami di cafe Mba Fitri. Sambil minum juice lemon beberapa lelaki mengajak kami ngobrol. Saya yang susah banget percaya dengan lelaki yang baru dikenal sok sok memasang muka cuek. Tapi orang itu terus saja tersenyum seraya memberi tahu "kalo mau ke pantai yang ada penyu-penyu jalannya ke sana, Mba" (sambil nunjuk arah kiri). "kalau mau ke danau itu butuh waktu 30 menit jalan kaki dari sini", lanjutnya.
Di Cafe Mba Fitri banyak guide freelance gitu yang nggak lain adalah lelaki-lelaki yang mengajak kami ngobrol dari tadi. Bahasa inggrisnya sudah terbang banget. Ya apalah aku dibanding mereka. Aksen bicara mereka layaknya bule sungguhan, mungkin karena mereka mainnya sama bule terus setiap hari.
Jalan ke bagian kiri Cafe Mba Fitri menuju pantai yang ada penyunya, banyak cafe-cafe lain berjajar. Pemandangan ini mirip seperti yang ada di Gili Trawangan tapi dengan versi tidak terlalu padat. Sepanjang jalan kami ditawari makan dan suguhan-suguhan khas mereka lainnya.
Melewati sebuah restaurant khas Lombok, seorang Bapak penyambut tamu menawari kami menu. Kami menjawabnya "nggak Pak, kita orang Lombok. di Lombok malah harganya cuman 15ribu bisa kenyang lhooo" guyon kami. Tapi si Bapak terus saja mengikuti kami sambil merayu. Kami bukannya takut tapi malah ketawa dan menimpali guyonan si Bapak dengan Bahasa Sasak.
Di depan Restaurant Lombok, ada sebuah bar yang menjual gelato. Saya langsung mendekat. Bukan untuk memesan, tapi menarik Gilang (satu-satunya cowok diantara kami) untuk memotret menu bar tersebut. Bapak chefnya langsung memanggil kami semua dan menawari kami harga diskon untuk gelatonya. Kami kembali lagi menanggapinya sebagai jokes dan menawar dengan harga lebih murah lagi. Lagi-lagi bapak chef menimpali dengan guyon yang kemudian diikuti tawa terbahak-bahak kami semua.
Asli sepanjang jalan itu semua orang menyapa kami tapi baikkkk banget. Bukan sapaan yang bermaksud menggoda tapi memang begitulah cara khas mereka menyapa. Jangan sekali-sekali bawa "baper" ke Gili, bisa-bisa kamu bakal kesel dan ngedumel terus mendengar sapaan yang berniat "ramah" tersebut. Cukup bawa koper aja kalo ke Gili.
Selesai bejalan-jalan kami kembali lagi ke Cafe Mba Fitri. Saya lupa nama cafenya. Lokasi persis di depan pelabuhan utama Gili Meno. Kalau kamu ke Meno jangan lupa mampir ke cafe Mba Fitri ya. Lemon Juice dan Potato Fries recomended bangettttt. Bentuk Cafenya khas, kursi dan berugak terbuat dari bambu seperti foto yang ada di atas. Jangan lupa beli gelato juga di cafe depan pos penjualan tiket. Itu kalo kata Chefnya bahan baku asli, bukan gelato tiruan hihihi
sesungguhnya orang yang berbuat baik pada orang lain, ia sedang menolong dirinya sendiri
Terimakasih banyak untuk Mba Fitri sudah menjamu kami dengan baik, memberi kami tumpangan untuk shalat dan istirahat, juga teman-teman Mba Fitri yang sudah ramah dan memberi kami informasi dengan baik. Setiap orang di Gili Meno yang kami temui di setiap jengkal langkah kaki kami, terima kasih sudah mengajarkan saya yang judes ini untuk bisa memasang senyum ramah ke siapa saja dan kapan saja. Terima kasih banyak sudah memberi tahu kami kalau tidak ada yang paling nikmat dari rumah kami sendiri; pulau ini, negeri ini.
Wassalamualaikum.
Keren jalan-jalannya. Dan seperti biasanya, selalu ada pelajaran yang bisa diambil.
ReplyDeleteiya mas setiap perjalanan pasti selalu ada pelajarannya hihihi
DeleteBeruntungnya kamu tinggal di pulau yang indah ya Ema. Aku aja pengen ke Lombok belum kesampaian ini :'(.
ReplyDeleteKayaknya setiap sudut disana indah semua ya, bikin postingan tentang wilayah pemukiman di lombok dong ma.
ayo mbak ke Lombokkkkkk, nanti aku temenin jalan :p
Deletehehehehe mungkin karena masih belum terlalu di eksploitasi jadi masih indah-indah gitu mbak, ya tapi semoga tetep indah kedepannya.
ide menarik mbaaa, soon yah aku post tentang pemukiman di Lombok :3
Cerita yg menarik.. Mungkin Klo versi cwok2 yg traveling d Gili Meno beda lg.. Hehehe. Btw, salam kenal.. Saya didik yg punya blog diditpharm.blogspot.com.. Tipe blog Qta hampir sama yaitu pngalaman pribadi yg lg ngetrip.. Semoga Qta bisa ngetrip breng nanti :)
ReplyDeleteiya hahaha kalo versi cowok pasti lebih ngexplore dan cuek-cuek gt ya :D
Deleteyuk mas didik kapan2 kali aja bisa bikin cerita versi cowok & cewek ttg satu destinasi yg sama nantinya :D
salam kenal balik ya, trm kasih sudah berkunjung^^
Kalimat pembukamu kayak mau sulap, Ma. Ngakak 😂 "Tanpa pernah saling kenal sebelumnya" haha
ReplyDeleteBedanya sama Gili Trawangan apa sih, Gili Meno ini Ma?
beda banyak! lebih sepi, sama lebih puas aja main di pantainya. kalo bener-bener mau eksplore laut dan isi laut mending ke Meno, Rul;)
DeleteASSALAMU'ALAIKUM.WR.WB.
ReplyDeleteALHAMDULILLAH..!!
saya bersyukur kpd Allah SWT.
atas keberhasilan PENARIKAN UANG
GHAIB.setelah melalui proses panjang &
sangat sangat beresiko,dgn izin Allah
alhamdulillah uang ghaib akhirnya berhsil
kami keluarkan dgn jumlah yg luar biasa.
UANG GHAIB INI PENAWARAN TERBARU DARI KAMI.
setelah uang balik (UB) sudah terbukti keberhasilanya,
dan sehubungan banyaknya orang yang menginginkan hal ini
( UANG GHAIB ), kami sanggup memproses penarikan UANG GHAIB,
dngan catatan:
1.masalah utang piutang (JUMLAH BESAR)
2.tidak untuk memperkaya diri
3.sanggup menyiapkan satu ekor sapi jantan,(sebagai pengganti tumbal)
--------------------------------------------------
bagi anda yang BENAR-BENAR SERIUS dalam hal ini.....
silahkan menghubungi (PAK KYAI MAULAN ) DI NMR
( 085-210-001-377 )
atau Atau Atau klik disini
Atau mau di bantuh togel 2D 3D 4D 5D 6D di jamin 100% tembus
الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل